Jumat, 08 April 2016

KONTES ROBOT INDONESIA

KRI atau Kontes Robot Indonesia adalah sebuah kontes Robotika antar Peguruan Tinggi Di Indonesia. Dimana Pemenang dari KRI akan mewakili Indonesia dalam ABU ( Asia-Pacific Broadcasting Union) Robocon yang diadakan setiap tahun dengan lokasi berpindah-pindah dalam negara anggota ABU.

kali ini saya akan memaparkan apa saja sensor yang digunakan pada kontes robot,

  • Pada kontes robot pemadam api 
1.    
      1.Sensor Ultrasonik
Untuk  mengendalikan  robot  agar  tidak  menabrak  dinding atau halangan pada lintasan saat  berjalanmaka  digunakan  sensor  ultrasonik  yang  memanfaatkan  gelombang  suara  sebagai acuan.
       2.Sensor Panas / Api
Sensor  api  adalah  alat  yang  digunakan  untuk  mendeteksi  tempat  diamana terletak sumber api tersebut.
       3.Sensor Suara
Untuk mengenali suara start yang dibunyikan selama 5 detik awal agar robot mengenali bahwa lomba telah dimulai dan perhitungan waktu sudah berjalan
      4.Sensor warna
Untuk mendeteksi furniture yang dicat warna kuning agar robot dapat mengenali bahwa furniture bukanlah obyek yang dipadamkan apinya.
     5.Sensor keseimbangan gyroscope
yang digunakan untuk menjaga keseimbangan robot (untuk robot yang berkaki)
     6.UVTron Flame Sensor
Yang bertugas mendeteksi keberadaan nyala api lilin adalah sensor api UVtron buatan Hamamatsu. Sensor ini dipilih karena dalam mendeteksi keberadaan nyala api tidak terpengaruh oleh cahaya lain selain cahaya dari api. Sensor ini mendeteksi pancaran sinar ultraviolet dengan rentang spektrum panjang gelombang antara 185nm hingga 260nm yang merupakan panjang gelombang ultraviolet emisi nyala api. Sensor ini juga mampu mendeteksi keberadaan nyala api dalam ruang 3 dimensi hampir dari semua arah dan dengan jarak sampai 5 meter.


contoh kontes robot pemadam api :https://www.youtube.com/watch?v=QXJ8t6FTYyg

  • Pada kontes robot Seni Indonesia

      1.Sensor suara
Terdapat pada kepalanya yang digunakan untuk mendengarkan suara musik
      2.Sensor garis
Terdapat dibawah telapak kaki digunakan untuk mendeteksi dan mengikuti garis
      3.Sensor keseimbangan gyroscope
yang digunakan untuk menjaga keseimbangan robot dalam menari

contoh kontes robot Seni Indonesia : https://www.youtube.com/watch?v=VDqtJ25yeFk

  • Pada kontes robot sepak bola Indonesia

     1.Sensor Warna
Untuk mengenali warna benda, seperti gaawang lawan, gawang sendiri, bola, maupun tim lawan.
     2.Sensor Ultrasonik
Untuk  mengendalikan  robot  agar  tidak  menabrak  dinding pembatas ataupun robot lawan / kawan maka digunakan sensor ultrasonik yang memanfaatkan gelombang suara sebagai acuan
     3.Sensor keseimbangan gyroscope
yang digunakan untuk menjaga keseimbangan robot.


contoh kontes Robot Sepak Bola Indonesia : https://www.youtube.com/watch?v=jobm7p2pIj4


Rabu, 30 Maret 2016

Bolometer



Bolometer adalah alat untuk mengukur energiradiasi atau sinar elektromagne6t, biasa digunakan dalam militer sebagai detektor pada kamera pencitra panas. Bolometer biasa dikenal dan banyak dipakai publik sebagai sensor infra merah. Prinsip kerja bolometer adalah dengan mengukur nilai pertambahan nilai tahanan akibat pemanasan dari penyinaran. Bolometer juga digunakan pada teropong bintang untuk menemukan panas penyinaran dari bintang. Penggunaan bolometer pada militer pernah digunakan pada perang dunia kedua untuk mengamati datangnya kapal perang dengan mendeketksi panas yang dipancarkan dari kapal perang tersebut. Penggunaan bolometer dapat mengatasi keterbatasan pengindraan visual seperti kurangnya intensitas cahaya, ataupun pengamatan pada daerah yang berbahaya.Bolometer dapat mengenali objek dalam kondisi gelap total tanpa pencahayaan, menjejak panas rudal, dan pengujian bahan metal tertentu. Bolometer memiliki keunggulan dibanding tipe sensor infra merah lainya karena memiliki ukuran yang kecil, sensitivitas yang cukup tinggi, dan biaya produksi yang murah. Bolometer dikembangkan dengan melibatkan teknologimicroelectromechanical system (MEMS)



sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Bolometer

Microbolometer

PENELITI PUSTEKSAT MEMPELAJARI MUATAN SATELIT MICROBOLOMETER DI UNIVERSITAS HOKKAIDO JEPANG

Sebagai bagian dari upaya penanggulangan kebakaran hutan, salah satu bentuk teknologi yang dapat diaplikasikan adalah teknologi satelit dengan muatan kamera Infra Merah. Sensor tersebut diantaranya ada di NOAA-AVHRR, ERS-ATSR, dan TERRA-MODIS. Perekaman moda thermal infrared ini dapat dilakukan pada siang maupun malam hari dan menembus awan dan asap. Bahkan untuk beberapa obyek perekaman lebih baik dilakukan pada malam hari, yaitu pada saat perbedaan temperatur yang besar.


Microbolometer merupakan salah satu sensor thermal infrared yang bekerja pada wilayah spektrum 8-14 mikrometer. Kelebihan sensor tersebut dibandingkan dengan sensor thermal infrared lainnya adalah ukurannya yang kecil, ringan, dan mempunyai konsumsi daya yang rendah. Jika dipasang pada satelit, sensor ini akan dapat digunakan untuk mendeteksi adanya kebakaran lahan, suhu permukaan air laut, dan pemantauan aktivitas vulkanik, Jurusan Cosmoscience dan Space Mission Center (SMC) di Hokkaido University telah mengembangkan microbolometer sebagai muatan satelit dalam beberapa tahun terakhir dan saat ini microbolometer mereka telah terpasang di satelit Rising-2 dan satelit UNIFORM yang akan diluncurkan pada akhir tahun 2013.





Gambar Struktur Satelit Rising-2 (Kurihara, 2013)


Sesuai dengan program pengembangan satelit mikro di Pusat Teknologi Satelit (Pusteksat), satelit mikro LAPAN yang ke 4 (A4) direncanakan untuk mempunyai misi yang memerlukan sensor pans (infrared). Dakam rangka mengembangkan sumber daya manusia pada bidang tersebut, Pusteksat berkerjasama dengan Universitas Hokkaido. Kegiatan pelatihan teknologi muatan satelit microbolometer dilaksanakan di Universitas Hokkaido Jepang pada tanggal 25-29 Maret 2013. Pelatihan ini merupakan imbal balik dari penggunaan satelit LAPAN-TUBSAT untuk pemantauan petir. Tujuan utama pelatihan ini adalah untuk mempelajari implementasi microbolometer sebagai sensor thermal infrared di satelit mikro, termasuk pengembangan aplikasinya untuk mendeteksi kebakaran lahan.





Di Laboratorium Space Mission Center bersama peneliti dan profesor dari Universitas Hokkaido


Kegiatan pelatihan tersebut dilakukan dalam bentuk presentasi dan diskusi bersama Professor Yukihiro Takahashi sebagai Kepala Space Mission Center (SMC) di Universitas Hokkaido beserta beberapa asistennya. Prof. Yukihiro Takahashi menyampaikan mengenai perkembangan teknologi satelit secara umum di Universitas Hokkaido dan juga fasilitas pendukung yang dimiliki Universitas Hokkaido. Selanjutnya beberapa asisten professor yaitu Dr. Tetsuya Fukuhara (spesialis microbolometer), Dr. Koji Nakau (spesialis wildfire) dan Dr. Yunichi Kurihara (spesialis LCTF) menyampaikan hasil penelitian yang mereka lakukan pada bidang keahliannya masing-masing. Terkait dengan citra yang dihasilkan microbolometer, ilustrasi hasil pengamatan kamera thermal dapat dilihat pada gambar berikut.




Gambar Ilustrasi Pengamatan Kamera Thermal

Untuk mendukung kegiatan riset di bidang space, Universitas Hokkaido menyediakan beberapa fasilitas pendukung seperti vacuum chamber untuk kelas satelit mikro, thermal chamber untuk skala komponen dan sebuah clean room. Vacuum chamber dan thermal chamber digunakan untuk menguji kinerja komponen satelit pada keadaan lingkungan yang menyerupai keadaan di orbit. Sedangkan clean room digunakan sebagai tempat integrasi komponen agar proses integrasi dapat terbebas dari debu atau partikel pengganggu lainnya.


Dari pelatihan yang dilaksanakan tersebut dapat ditarik beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan implementasi microbolometer sebagai muatan satelit mikro : • Karena tidak menggunakan pendingin aktif (umunnya dengan sirkulasi nitrogen cair) maka microbolometer dapat diaplikasikan pada satelit mikro untuk berbagai aplikasi yang berhubungan dengan pemetaan temperatur seperti deteksi kebakaran lahan dan aktivitas vulkanik, pemantauan suhu permukaan laut, observasi obyek ruang angkasa dan lainnya. • Microbolometer sangat cocok digunakan untuk satelit mikro dengan misi deteksi kebakaran lahan untuk membangun sistem deteksi dini terhadap kebakaran hutan tersebut. Pada sensor ini algoritma khusus akan dikembangkan untuk dapat mengatasi permasalahan akurasi dan sensitifitas deteksi.





sumber :
http://itmiliter.blogspot.co.id/2013/07/peneliti-pusteksat-mempelajari-muatan.html#.VwdjRvl97b0

Termistor


Pengertian dan Fungsi Termistor, NTC, dan PTC


Pengertian dan Fungsi Termistor, NTC, dan PTC - Termistor merupakan salah satu komponen elektronika yang tidak selalu digunakan pada rangkaian-rangkaian elektronika. Tetapi, Termistor ini masih tergolong lumayan banyak pada rangkaian elektronika, contohnya pada pesawat televisi dan monitor komputer tabung juga sering menggunakannya, dan juga masih banyak lagi.






Pengertian atau Definisi Termistor

Asal kata Termistor atau Thermistor dalam bahasa inggris yaitu Thermo dan Resistor yang bermakna Thermally Sensitive Resistor. Jadi Termistor adalah sebuah komponen atau sensor elektronika yang berguna ataupun dipakai sebagai pengukur suhu. Orang yang mendapat hak paten di Amerika Serikat dengan nomor #2.021.491 atau sebagai penemu Termistor ini adalah Samuel Ruben. Termistor bisa dibuat dalam bentuk yang berbeda-beda, bergantung pada rangkaian elektronika yang akan diukur temperatur suhunya. Dalam sebuah rangkaian elektronika, Termistor disimbolkan dengan huruf TH.


Fungsi Termistor


Dari kalimat-kalimat pada pengertian atau definisi Termistor diatas, saya rasa Anda sudah paham apa fungsi dari Termistor ini. Ya, dari namanya saja sudah dapat ditebak fungsi utama Termistor adalah sebagai pungukur suatu suhu. Lalu apakah suhu badan manusia bisa kita ukur menggunakan termistor ini, jawabannya tidak karena termistor bukan merupakan alat ukur suhu badan namun ia merupakan komponen elektronika jadi dia diaplikasikan (diprogram) kepada suatu rangkaian elektronika yang akan diukur temperaturnya.






Jenis-Jenis Termistor


Termistor atau Thermistor (dalam bahasa Inggris) dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:


1. NTC (Negative Temperature Coefisient)
NTC merupakan termistor yang mempunyai koefisien yang negatif. Termistor ini terbuat dari logam oksida, yaitu dari serbuk yang halus kemudian dikompres dan disinter pada temperatur yang tinggi. Kebanyakan material penyusun termistor mengandung unsur-unsur seperti O3,Cu2 O, Mn2 O3, NiO,CO2, Fe2 O3 TiO2, dan U2 O3. Oksida-oksida tersebut sebetulnya mempunyai resistansi yang cukup tinggi, akan tetapi bisa diubah menjadi semikonduktor dengan menambahkan beberapa unsur lain.


2. PTC (Positive Temperature Coefisient)
PTC merupakan termistor dengan koefisien yang positif. Termistor PTC ini memiliki perbedaan dengan NTC, antara lain: 1. Koefisien temperatur dari thermistor PTC bernilai positif hanya pada interfal suhu tertentu, sehingga diluar interval tersebut akan bernilai 0 atau negatif. 2. Nilai dan koefisien temperatur dari termistor PTC ini jauh lebih besar dari pada termistor NTC.

Pengertian Transducer dan Jenis-jenisnya




Pengertian Transducer (Transduser) dan Jenis-jenisnya – Transducer (Transduser) adalah suatu alat yang dapat mengubah suatu bentuk energi ke bentuk energi lainnya. Bentuk-bentuk energi tersebut diantaranya seperti Energi Listrik, Energi Mekanikal, Energi Elektromagnetik, Energi Cahaya, Energi Kimia, Energi Akustik (bunyi) dan Energi Panas. Pada umumnya, semua alat yang dapat mengubah atau mengkonversi suatu energi ke energi lainnya dapat disebut sebagai Transduser (Transducer).

Jenis-jenis Transducer

Berdasarkan Fungsinya, Transduser terbagi menjadi 2 jenis yaitu Transduser Input dan Transder Output. Hampir semua perangkat Elektronika terdapat kedua jenis Transduser tersebut. Berikut ini adalah Blok Diagram sederhana dari Transduser Input ke Transduser Output.

Transduser Input (Input Transducer)

Transduser Input merupakan Transduser yang dapat mengubah energi fisik (physical energy) menjadi sinyal listrik ataupun Resistansi (yang kemudian juga dikonversikan ke tegangan atau sinyal listrik). Energi fisik tersebut dapat berbentuk Cahaya, Tekanan, Suhu maupun gelombang suara. Seperti contohnya Mikropon (Microphone), Mikropon dapat mengubah gelombang suara menjadi sinyal listrik yang dapat dihantarkan melalui kabel listrik. Transduser Input sering disebut juga dengan Sensor.
Berikut ini beberapa Komponen Elektronika ataupun perangkat Elektronika yang digolongkan sebagai Transduser Input.
– LDR (Light Dependent Resistor) mengubah Cahaya menjadi Resistansi (Hambatan)
– Thermistor (NTC/PTC) mengubah suhu menjadi Resistansi (Hambatan)
– Variable Resistor (Potensiometer) mengubah posisi menjadi Resistansi (Hambatan)
– Mikropon (Microphone) mengubah gelombang suara menjadi sinyal listrik

Transduser Output (Output Transducer)

Transduser Output merupakan Transduser yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi bentuk energi fisik (Physical Energy). Seperti contohnya Loudspeaker, Loudspeaker mengubah sinyal listrik menjadi Suara yang dapat di dengar oleh manusia. Transduser Output sering disebut juga dengan istilah Actuator.
Beberapa Komponen Elektronika atau Perangkat Elektronika yang digolongkan sebagai Transduser Output diantaranya adalah sebagai berikut :
– LED (Light Emitting Diode) mengubah listrik menjadi Energi Cahaya
– Lampu mengubah listrik menjadi Energi Cahaya
– Motor mengubah listrik menjadi Gerakan (motion)
– Heater mengubah listrik menjadi Panas
– Loudspeaker mengubah sinyal listrik menjadi Suara

Penggabungan Transduser Input dan Output

Banyak Perangkat Elektronika yang kita pergunakan saat ini adalah gabungan dari Transduser Input dan Transduser Output. Dalam Perangkat Elektronika yang dimaksud ini terdiri dari Sensor (Transduser Input) dan Actuator (Transduser Output) yang mengubah suatu bentuk Energi menjadi bentuk energi lainnya dan kemudian mengubahnya lagi menjadi bentuk energi yang lain. Seperti contohnya Pengukur Suhu Badan (Termometer) yang mengkonversikan atau mengubah suhu badan kita menjadi sinyal listrik (Transduser input = Sensor Suhu) kemudian diproses oleh Rangkaian Elektronika tertentu menjadi Angka atau Display yang dapat dibaca oleh kita (Transduser Output = Display).

Aplikasi Transduser

Berdasarkan Aplikasinya, Transduser dapat dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah :
  1. Transducer Electromagnetic, seperti Antenna, Tape Head/Disk Head, Magnetic Cartridge.
  2. Transducer Electrochemical, seperti Hydrogen Sensor, pH Probes.
  3. Transducer Electromechanical, seperti Rotary Motor, Potensiometer, Air flow sensor, Load cell.
  4. Transducer Electroacoustic, seperti Loadspeaker, Earphone, Microphone, Ultrasonic Transceiver.
  5. Transducer Electro-optical, seperti Lampu LED, Dioda Laser, Lampu Pijar, Tabung CRT.
  6. Transducer Thermoelectric, seperti komponen NTC dan PTC, Thermocouple.